Judul : Seribu Kerinduan
Penulis : Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Tahun : 2013
Blurb :
"Sudah, jangan menghakimiku. Jangan lagi kamu memperolokku. Percuma saja. Aku tak bisa merasakan apa-apa lagi, kecuali rasa kebas ini. Dan sekarang, biarlah kehidupan memilihkan jalan untukku. Menjadi pelacur."
Renata, seorang fashion editor dengan karier cemerlang di kantornya, harus pasrah pada keadaan. Setelah berpisah dengan Panji, lelaki yang sudah dipacari selama empat tahun karena perjodohan biadab itu, dia pergi ke semua tempat yang pernah mereka singgahi untuk menelusuri jejak-jejak kebersamaan. Hidup menjadi sangat membosankan baginya, karena hari-harinya kini hanya dihabiskan untuk mengenang Panji. Dia pun lantas memilih menjadi pelacur, karena dengan profesi barunya itu, dia kembali merasa dicintai, dihargai, dibutuhkan, dan disanjung.
Namun, ia sadar, menjadi pelacur hanyalah sebuah persinggahan sebelum dia benar-benar melanjutkan hidup sesuai dengan keinginannya. Lantas, kehidupan seperti apa yang sebenarnya ingin dijalaninya? Tanpa Panji? Bisakah?
Buku ini menceritakan tentang kehidupan dan kisah percintaan dari seorang perempuan bernama Renata (28 tahun) sebagai tokoh utama.
Aku suka dengan alur cerita kehidupan seorang Renata dalam novel ini, awalnya aku sulit untuk menebak endingnya seperti apa, tapi dengan alur dan jalan cerita yang begitu asyik dan seru menurut aku jadi sebanding dengan ending yang diberikan oleh si penulis. Setting tempat dalam novel ini adalah Jakarta, Jogja, Bali.
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Novel ini menggunakan alur maju-mundur, seperti pada chapter awal menggunakan alur maju, chapter selanjutnya alurnya mundur, begitu seterusnya hingga akhir chapter.
Novel ini aku rekomendasikan untuk 17+ karena ada beberapa adegan dewasa dan pembahasan tentang prostitusi di dalamnya.
Sejauh ini aku suka sama novelnya, baru pertama kali ini aku bisa baca satu novel yang tebalnya menurutku masih sedang sih (200+ halaman) dalam kurun waktu lima jam. Aku gatau saking asyiknya sampai-sampai udah tamat aja bacanya. Atau memang jalan ceritanya yang enak dan seru untuk di baca.
Penulis : Herlina P. Dewi
Penerbit : Stiletto Book
Tahun : 2013
Blurb :
"Sudah, jangan menghakimiku. Jangan lagi kamu memperolokku. Percuma saja. Aku tak bisa merasakan apa-apa lagi, kecuali rasa kebas ini. Dan sekarang, biarlah kehidupan memilihkan jalan untukku. Menjadi pelacur."
Renata, seorang fashion editor dengan karier cemerlang di kantornya, harus pasrah pada keadaan. Setelah berpisah dengan Panji, lelaki yang sudah dipacari selama empat tahun karena perjodohan biadab itu, dia pergi ke semua tempat yang pernah mereka singgahi untuk menelusuri jejak-jejak kebersamaan. Hidup menjadi sangat membosankan baginya, karena hari-harinya kini hanya dihabiskan untuk mengenang Panji. Dia pun lantas memilih menjadi pelacur, karena dengan profesi barunya itu, dia kembali merasa dicintai, dihargai, dibutuhkan, dan disanjung.
Namun, ia sadar, menjadi pelacur hanyalah sebuah persinggahan sebelum dia benar-benar melanjutkan hidup sesuai dengan keinginannya. Lantas, kehidupan seperti apa yang sebenarnya ingin dijalaninya? Tanpa Panji? Bisakah?
Buku ini menceritakan tentang kehidupan dan kisah percintaan dari seorang perempuan bernama Renata (28 tahun) sebagai tokoh utama.
Aku suka dengan alur cerita kehidupan seorang Renata dalam novel ini, awalnya aku sulit untuk menebak endingnya seperti apa, tapi dengan alur dan jalan cerita yang begitu asyik dan seru menurut aku jadi sebanding dengan ending yang diberikan oleh si penulis. Setting tempat dalam novel ini adalah Jakarta, Jogja, Bali.
Penulis menggunakan sudut pandang orang ketiga. Novel ini menggunakan alur maju-mundur, seperti pada chapter awal menggunakan alur maju, chapter selanjutnya alurnya mundur, begitu seterusnya hingga akhir chapter.
Novel ini aku rekomendasikan untuk 17+ karena ada beberapa adegan dewasa dan pembahasan tentang prostitusi di dalamnya.
Sejauh ini aku suka sama novelnya, baru pertama kali ini aku bisa baca satu novel yang tebalnya menurutku masih sedang sih (200+ halaman) dalam kurun waktu lima jam. Aku gatau saking asyiknya sampai-sampai udah tamat aja bacanya. Atau memang jalan ceritanya yang enak dan seru untuk di baca.
sebenarnya aku rada kesel sih karena ending cerita ini berhasil bikin aku dieeem lama sambil nahan air mata karena pengin banget mewek huhuu
Komentar
Posting Komentar